Ketika Jiwa Bertanya



Melukis tak lagi memberi warna, membaca buku tak lagi memberi makna. Nada-nada gitar mengalun hambar, dan film-film berlalu seperti angin samar. Semua hobi tak lagi terasa menyenangkan

Makanan yang dulu menghangatkan hati, kini hanya sekadar mengisi perut yang sunyi. Bermain game pun terasa hambar, seperti menang tanpa kemenangan, kalah tanpa kehilangan.

Saat di rumah, rindu angin luar, saat melangkah keluar, hati ingin pulang. Di antara dinding dan jalanan, tiada tempat yang sungguh menjadi rumah.

Mata terbuka, hati bergetar, kecemasan menggantung di udara. Mata terpejam, mimpi tak datang, malam hanyalah hampa yang semakin pekat.

Aku berlari di pagi buta, mengejar sesuatu yang tak kutemukan. Musik menggelegar di telinga, tapi hati tetap sunyi. Kulempar tubuh ini ke bawah mentari, kubiarkan cahayanya membakar kulit, namun dingin tetap bersarang di dalam diri.

Makanan banyak, vitamin melimpah, tapi tubuh tetap terasa kosong. Seperti cangkir yang bocor, apa pun yang masuk, tetap tak cukup.

Ekspektasi yang tak terdefinisi, Aku mengejarnya tanpa tahu apa bentuknya. Apa yang kucari? Apa yang kurang? Mengapa ada tangis tanpa sebab? Apakah ini luka yang tak tampak? Atau sekadar penat yang menumpuk? Haruskah aku mencari jawabannya, atau menerima bahwa aku tersesat?

Mungkin di sudut senja yang kulewatkan. Mungkin di doa yang tak lagi khusyuk. Atau mungkin di dalam diri yang lupa kucintai.

Bukan dunia yang berubah hambar, barangkali, aku yang kehilangan rasa. Bukan waktu yang menghilangkan makna, barangkali, aku yang lupa cara membaca.

Mungkin jawabannya bukan di luar sana, melainkan di dalam jiwa yang tertidur lama. Aku perlu menemukan diri, sebelum mencari apa yang bisa mengisinya. 

Tak semua luka perlu obat, tak semua resah butuh alasan. Mungkin aku hanya butuh jeda, Untuk merasa tanpa harus mengerti, Untuk hidup tanpa harus mencari arti.

Karena mungkin, bukan jawaban yang kubutuhkan, tapi keberanian untuk menerima bahwa aku manusia. Penuh luka, penuh tanya, namun tetap berhak ada.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact Otak Kiri & Otak Kanan, Kamu yang Mana?

Warna-warni Manusia.